Tersebutlah sebuah kisah, ada seorang gadis remaja bernama Ismi Fathuzakiyah. Ia supel, pandai bergaul dan gemar berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Ia mempunyai teman bernama Sintia Alzaroni yang mempunyai sifat kebalikan darinya, Sintia gadis yang pendiam. Minggu pagi, mereka sedang berbincang-bincang di bangku taman.
Sintia : “ Ismi, gimana sih caranya biar dapet banyak temen kayak kamu?”
Ismi : “Hmmm…memang kenapa Sin?”
Sintia : “Yah, sebenar nya aku itu pengen punya temen banyak nan baik kayak kamu. Gimana cara nya biar dapet temen banyak, Ismi?”
Ismi : “Oh, kamu itu harus sering-sering interaksi sama masyarakat sekitar, jangan diem aja.”
Sintia : “Iya aku juga tahu tentang itu. Tapi gimana cara nya interaksi? Aku itu gak pandai berbicara, aku takut salah bicara.”
Ismi : “Sudah, kamu jangan cepat mngeluh Sin. Kamu itu hanya kurang PD saja.”
Tak lama kemudian, datang dua orang anak laki-laki sebaya mereka berjalan ke arah mereka sambil asyik mengobrol. Mereka bernama Zayin Algifari dan Zaki Alhasbi. Kebetulan dua pemuda itu adalah teman Ismi dan Sintia. Lalu mereka mendekati Ismi dan Sintia.
Zayin : “Assalamu’alaikum…apa yang kalian lakukan di Minggu yang cerah ini?”
Ismi dan Sintia : “Wa’alaikumsalam…”
Ismi : “Biasa ngobrol-ngobrol, Zayin. Eh,,ada Zaki. Apa kabar? Lagi jalan pagi sama Zayin ya?”
Zaki : “Ah,,i..i..iya…”
Ismi : “Kamu kenapa Zaki? kok kayak yang gugup gitu?”
Zaki : “Oh ya, benarkah?”
Zayin : “Ah, tidak apa-apa. Dia sering begitu kalau lihat temen perempuan, udah kebiasaan.
Zaki : “Hmm,,enak saja kamu Zayin. Eh, aku dengar akan ada murid baru di kelas kita.”
Ismi : “Oh, ya. Aku tak tahu.”
Zayin : “Hmm,,jangan percaya sama Zaki dia itu tukang bohong.”
Zaki : “Enak saja, kalau tidak percaya lihat saja besok.”
Zayin : “Ah, sudahlah. Daripada mendengar kebohongan Zaki, mendingan kita jalan-jalan saja.”
Ismi dan Sintia : “Ayo..”
Pada keesokan hari nya, tepat hari Senin semua siswa melakukan upacara seperti biasa. Setelah bel tanda masuk kelas berbunyi, Ibu Wali Kelas yang biasa di panggil oleh siswa Ummi Kulsum itu masuk ke kelas bersama seorang anak laki-laki dengan pakaian seragam serba lengkap dan rapi, semua teman-teman tidak mengenal nya. Tak lama, Ummi Kulsum mengumumkan sesuatu.
Ummi Kulsum : “Mohon perhatian nya! Assalamu’alaikumWr.Wb. Kebetulan sekali kelas kita kedatangan murid baru. Dia adalah murid pindahan dari Sekolah lain. Ayo nak, perkenalkan dirimu.”
Kiki : “Nama saya Kiki Muladi. Ehmm, kalian bisa panggil saya Kiki. Senang berkenalan dengan kalian semua.”
Ummi Kulsum : “Yah, silahkan Kiki kamu boleh duduk disamping Zaki, murid yang duduk paling belakang itu.”
Kiki : “Iya, bu”
Zayin : “Oh, jadi dia murid baru itu? Lumayan juga.”
Dzikri : “Lumayan apa nya Zayin? Lihat saja dia, kelihatan nya dia anak orang kaya, pasti dia anak keluarga bangsawan. Dan aku yakin dia anak yang sombong.”
Zayin : “Hish, aku bukan lihat dari segi materi nya, tetapi aku lihat dari segi kepribadian nya. Dan kamu jangan berburuk sangka seperti itu, sepertinya dia anak yang baik, aku yakin dia adalah orang yang tepat untuk di jadikan teman.”
Dzikri : “Iya, iya. Maafkan aku, tapi aku sarankan percaya saja pada ku. Lihat saja nanti.”
Zayin : “Asli, asli dua kelinci?”
Dzikri : “Aslilah…”
Ternyata Kiki anak yang mudah bergaul, bukti nya selang beberapa hari kemudian, Ia sudah mulai akrab dengan teman-teman yang lain. Dan sudah banyak siswa yang berkenalan dengan nya, bahkan dari kelas lain.
Zahra dan Anne : “Assalamu’alaikum.”
Kiki : “Wa’alaikum salam.”
Zahra : “Hai Kiki, boleh kenalan? nama saya Siti Zahrah, salam kenal”
Kiki : “Hai juga, nama saya Kiki Muladi, salam kenal”
Anne : “Nama saya Anne Yuliani.”
Zahra : “Kiki, kamu anak yang pandai bergaul ya. Baru beberapa hari kamu bersekolah disini, kamu sudah banyak teman.”
Kiki : “Oh ya, tidak juga. Sebelum nya terima kasih atas pujian nya.”
Anne : “Iya, memang nya siapa yang belum kenal dengan mu? Aku rasa tidak ada.”
Kiki : “Hmm..sepertinya semua siswa di kelas ini sudah memperkenalkan diri, tapi ada satu siswa yang belum ku kenal.”
Anne : “ Memang nya siapa?”
kiki : “Aku pun tak tahu nama nya, karena belum sempat berkenalan. Tapi dia selalu bersama dengan Ismi.”
Anne : “Oh,,Sintia. Dia memang anak yang terkenal pendiam,berbeda dengan Ismi yang juga pandai bergaul seperti kamu.”
Sintia memang pendiam, di kelas Ia jarang sekali bertanya bahkan untuk menanyakan pelajaran yang Ia kurang mengerti pun sepertinya Ia enggan, Ia hanya bertanya kepada Ismi. Dalam pergaulan sehari-hari Ia menimpali gurauan dan ocehan teman-teman nya hanya dengan senyuman.
Keesokan hari nya Ismi tak dapat sekolah, dikarenakan sakit. Sintia merasa tidak nyaman tanpa Ismi di sisi nya. Beberapa kali Ia terlihat menoleh ke samping dan ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian di urungkan nya. Dan Kiki memperhatikan tingkah laku Sintia itu, hati nya jadi tergerak ingin mendekati Sintia.
Maka, ketika waktu istirahat tiba kesempatan di gunakan Kiki untuk berkenalan dengan Sintia. Kiki juga melihat sepertinya Sintia malas untuk keluar kelas tanpa Ismi. Ketika semua anak-anak sudah keluar kelas, Kiki menghampiri Sintia dan kemudian mengulurkan tangan nya.
Kiki : “Assalamu’alaikum. Hai, aku Kiki, nama kamu siapa?”
Sintia menoleh dan menerima uluran tangan Kiki, sambil menyebutkan nama.
Sintia : “Wa’alaikum salam. Hmm,,aku Sintia. Oh iya, aku sudah tau nama kamu Kiki.”
Kiki : “Hmm,,ngomong-ngomong kenapa kamu tidak keluar kelas?”
Sintia : “Males ah.” Sambil mengedikan bahu.
Kiki : “Kamu gak ada temen? Biar aku temenin.”
Sintia : “Makasih, gak usah.”
Kiki : “Ayo, gak apa-apa. Di kelas terus kan jenuh, lagi pula biar agak segeran dikit penat banget kan tadi habis belajar Matematika?”
Sintia : “Hmm, ya sudah. Ayo!”
Kemudian mereka berdua beriringan ke luar kelas, dan bergabung bersama tema-teman yang lain. Sejak hari itu Sintia terlihat sering bersama dengan Kiki, baik bertiga bersama Ismi atau ramai-ramai bersama teman yang lain. Dan dari situlah Sintia tidak menjadi pendiam lagi, Ia mulai mengobrol dengan teman wanita lain nya. Dan berani bertanya jika ada pelajaran yang tidak di mengerti nya.
Pada suatu hari, saat waktu istirahat Ismi, Sintia, Kiki dan yang lain nya berkumpul. Mereka semua mengobrol dengan asyik nya.
Zayin : “Tuh kan aku bilang apa, bahwa Kiki bukan anak seperti yang kamu kira.”
Dzikri : “Oh ya, hehe. Iya, iya, maafkan aku.”
Zayin : “Bayar dong!”
Dzikri : “Apa? Bayar apa?”
Zayin : “Kamu kan sudah kalah, jadi harus bayar.”
Dzikri : “Hmm, jadi taruhan begitu. Baiklah nanti aku bayar, nanti kalau sudah Lulus.”
Zayin : “Beuh..”
Anne : “Eh, eh, aku ingin tahu apa yang menyebabkan Sintia menjadi anak yang pendiam.”
Sintia : “Hmm, aku malu menceritakan nya.”
Zahra : “Dan aku juga penasaran apa yang menyebabkan Sintia tidak menjadi anak yang pendiam lagi.”
Semua : “Ayo, kenapa? Ayo!”
Zaki : “Ekhem cek, cek, haha.
Ismi : “Ih, kalian itu kenapa. Kasihan Sintia, kalian jangan seperti itu masa kalian menganggap ada sesuatu antara Kiki dan Sintia. Kita kan masih kecil, jangan dulu lah pikiran untuk hal demikian. Sekarang fokus saja untuk belajar. Seharus nya kita bersyukur, sekarang Sintia tidak pendiam lagi, dan jadi punya banyak teman.
Semua : “Baik Bu Guru.”
Ismi : “Ih, kalian ini.”
Bel masuk pun berbunyi, semua siswa masuk ke kelas nya masing-masing. Dan masuklah Ummi Kulsum, karena sekarang adalah jam mengajar nya di kelas.
Ummi Kulsum : “Assalamu’alaikum.”
Semua siswa : “Wa’alaikum salam.”
Ummi Kulsum : “Sekarang waktu Ibu mengajar, dan keluarkan buku kalian semua.”
Zaki : “Kita akan di beri tugas apa Ummi Kulsum?”
Ummi Kulsum : “Tulisalah pengalaman kalian bersama teman sekelas selama belajar di kelas ini!”
Tak lama kemudian semua tugas telah di kumpul kan, dan Ummi Kulsum telah membaca semua tugas-tugas siswa nya.
Ummi Kulsum : “Baiklah akan Ibu umumkan mana pengalaman yang menurut Ibu sangat mengesankan. Dan itu adalah pengalaman nya Sintia.”
Dalam pengalaman nya, Sintia menceritakan tentang mengapa Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan mengapa Ia tidak menjadi anak yang pendiam lagi. Kali ini barulah teman-teman tahu kenapa dulu Sintia pendiam, ternyata karena Ayah Ibunya Sintia sibuk bekerja dan Ia hanya sendirian di rumah. Tak ada yang bisa Ia ajak bicara kecuali si Bibi yang sering salah sambung kalau di ajak bicara dan kucing kesayangan nya “Si Manis”.
Barulah teman-teman memahami kondisi Sintia dan kini mereka selalu mengajak Sintia untuk bergabung jika berkumpul bersama teman-teman yang lain.
TAMAT
Casino & Resort Las Vegas - GoyangC
BalasHapusCasino & Resort Las 대딸 야동 Vegas is located on the famous Las Vegas Strip. With หาเงินออนไลน์ tons of slot 포커 고수 machines 포커 and table games you will feel like you've 바카라 사이트 casinopan come to